Rabu, 15 Agustus 2012

Budidaya Ayam Kampung


BUDIDAYA AYAM KAMPUNG
PENDAHULUAN
          Ayam kampung merupakan ayam tradisional yang sudah berada di Indonesia ini semenjak ratusan tahun yang lalu,bukti sejarah memperlihatkan sudah ada sejak zaman kerajaan Kutai dahulu. Keberadaanya sebagai makanan yang lezat,sumber uang dan tabungan bagi pemiliknya semakin jelas dengan adanya sistem upeti untuk pusat-pusat kerajaan zaman itu. Kondisi sosio budaya tempat ayam-ayam tradisional ini hidup membuat ia dinamakan “ayam kampung”,Karena mereka memang hidup di kampung-kampung yang merupakan dasar berpijak kaum pribumi kala itu.Adapun perbedaanya, kalau dahulu dalam bentuk upeti dan kini dalam bentuk aliran bisnis. Persamaanya adalah tetap dari daerah pedesaan ke wilayah kota.
          Ayam kampung atau ayam tradisional Indonesia ini memang berkembang bersamaan dengan perkembangan budaya masyarakat pedesaan dan telah diterima sebagai bagian dari kehidupan masyarakat desa.Oleh karena inilah ayam kampung mampu bertahan di banyak pedesaaan sejak berabad-abad yang lalu.Suatu prinsip bisnis telah diterapkan tanpa disadari, yaitu memelihara “Benda Ekonomi”sebagai basis tabungan keluarga yang mempunyai rentang permintaan yang luas.
          Pertenakan ayam kamapung mempunyai dua yang saling menunjang yaitu, sisi teknis dan sisi non teknis.Sisi teknis meliputi semua aktivitas membesarkan anak ayam kampung  membesarkan anak ayam kampung hingga dewasa dengan segala perangkatnya seperti : Kandang, peralatan peternakan, makanan dan menjaga kesehatan.Sementara sisi non teknis yaitu yang melibatkan ilmu ekonomi dan manajement contohnya kegiatan menjual Yang membutuhkan pengetahuan tentang pasar dengan segala perangkatnya.
          Bila suatu saat ayam kampung  terserang N.D ( Newcastle Deseases) atau tetelo maka habislah semua ayam kampung yang diternakkan sekalipun kiya sudah menerapkan manajement yang paling mutakhir tapi tidak memahami bagaimana mencegah penyakit tetelo atau bagaimana melakukan vaksinasi yang baik dan benar .
BIBIT
a.      Pemeliharaan anak ayam,dapat dilakukan dengan 2 cara,yakni pemeliharaan anak ayam dengan alat pemanas tanpa induk atau pemeliharaan ayam secara alami dengan induknya. Masing-masing kedua cara ini memiliki keuntungan dan kelemahan tersendiri.Pemeliharaan ayam beersama-sama dengan induk biasanya berasal dari penetasan secara alami.Induk ayam setelah bertelur biasanya akan segera mengerami telur-telur tersebut selama 21 hari, setelah telur-telurnya menetas induk ayam akan mengasuh anak-anaknya selama 2-3 bulan. Pada waktu menetas ini peternak bisa langsung memindahkan anak ayam dalam kandang tersendiri bersama dengan induknya. Jumlah anak ayam yan dipelihara bersama dengan induknya paling banyak adalah 12 ekor, sebab kapasitas ini sudah maksimal bagi induk untuk menghangati anak-anaknya, bila terlalu banyak anak yang diasuh induk ayam tidak akan mampu memberi khangatan pada seluruh anak-anaknya, maka anak ayam akan kedinginan dan mengalami kematian. Sedangkan anak ayam yang dipelihara secara terpisah dari induknya, maka jumlah yang bisa dipelihara dapat lebih banyak sesuai dengan kapasitas kandang. Dalam hal ini peternak harus menyediakan sumber pemanas seperti lampu pijar atau lampu minyak atau pipa yang dialiri air panas. Penyediaan sumber pemanas ini harus merata sesuai dengan kebutuhan anak ayam maka peternak harus mampu melihat gejala yang terjadi pada anak ayam setelah diberi pemenas tersebut.
b.      Pemeliharaan ayam dara/remaja,bila mulai berumur 3 bulan sampai dengan beberapa bulan sebelum bertelur,untuk menjamin pertumbuhan badan yang baik ayam perlu dipindahkan kekandang yng lebih besar. Pada masa-masa seperti ini ayam mengalami pertumbuhan dan perkembangan badan yang pesat. Pemisahan ayam jantan dan ayam betina dapat dilakukan pada umur 4-5 bulan.
c.       Pemliharaan ayam dewasa, ayam buras pertama kali bertelur pada umur 7-8 bulan. Pada umur ini ayam harus segera dipindahkan kedalam kandang dewasa,baik dalm bentuk individu maupun dalam bentuk kelompok dan dipelihara secara lebih intensif. Ayam kampung setelah bertelur sebanyak 10-12 butir akan segera “mengeram” . Lama pengeraman telur tersebut adalah 21 hari, dan sesudah itu ia akan memperlihatkan gejala mengeram untuk mengasuh dan menghangati anak-anaknya. Cara yang mudah untuk dan sederhana untuk mempersingkat masa mengeram adalah dengan memandikan ayam tersebut selama 5-10 menit dalam air yang brguna untuk menurunkan suhu tubuh, sehingga hormon LTH yan memacu naluri mengeram bisa dikurangi aktivitas kerjanya.
KANDANG
Kandang yang terlalu sesak sering menimbulkan berbagai kerugian, terutama mudahnya   penularan penyakit antara ayam yang satu dengan ayam yang lain karena kontak ayam yang sakit dengan yang sehat itu begitu mudah, selain itu juga dapat menimbulkan terjadinya “kanibalisme”. Kebutuhan luas kandang untuk setiap ekor ternak berbeda-beda untuk setiap umurnya:
a.    umur ayam  1 – 10 hari 50 ekor
b.    umur ayam 10 - 20 hari 40 ekor
c.    umur ayam 20 – 30hari  25 ekor
d.    umur ayam 1 – 3 bulan 15 ekor
e.    umur ayam 3 – 5 bulan  5 – 10 ekor
f.     umur ayam 5 – 7 bulan 3 – 5 ekor
Pmbangunan kandang tidak terlalu rumit, ada atap untuk melindungi ayam dari hujan dan panas dan sisinya ditutup dengan kawat burung sudah cukup. Atap kandang digunakan genting biasa dan jangan menggunakan atap seng dengan kemiringan cukup tajam agar air hujan tidak tergenang di atap. Tiang kandang dapat terbuat dari bambu atau balok kayu persegi yang bisa dilapisi bahan anti rayap agar bertahan lama.Lantai kandang boleh dengan adukan semen boleh juga tidak atau dapat juga dengan menggunan litter.
PAKAN
a.     Pemberian pakan untuk anak ayam harus dalam bentuk tepung, sebab alat-alat pencernaan belum tumbuh secara sempurna, selain itu mmberikan alas koran sangat berguna untuk menghindari tumpahnya pakan dan memberikan air minum secukupnya. Ketahanan tubuh anak ayam terhadap penyakit masih rendah, maka pada masa tersebut perlu sekali adanya pembrian vitamin dan obat anti stres yang bisa dicampurkan pada minuman untuk menjaga kondisi tubuh dan menghindari pengaruh buruk akibat perubahan lingkungan sekitarnya.
b.     Untuk ayam dara dapat diberi pakan dalam bentuk butiran karena organ-organ pencernaan sudah berkembang dengan baik seperti biji-bijian dan tetap juga memberikan vitamin dn obat anti stres bisa melalui minuman.
c.      Pakan ayam dewasa harus memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, karena hal tersebut dapat mnunjang kesehatan dan produksi telur yang cukup.
PENYAKIT
    Vaksinasi terhadap penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus harus dilaksanakan secara luas pada hari-hari pertama dalam hidup ayam seperti pada waktu ayam baru menetas agar ayam kebal dan memiliki antibodi terhdap penyakit. Salah satu penyakit yang terkenal adalah N.D (newcastle disease) atau yang dikenal dengan sebutan “tetelo” dengan ciri-ciri : lesu,sulit bernafas, gangguan pencernaan, diare berwarna kehijau-hijauan, gangguan susunan syaraf pusat yang bisa mengakibatkan kelumpuhan. Penularan dapat terjadi melalui udara, kontak dengan ayam penderita virus yang mencemari ,makanan dan minuman dan juga peralatan kandang. Untuk mengendalikannya adalah dengan vaksinasi tetapi sampai sekarang vaksin untuk penyakit ini belum ada maka pengendaliannya dapat dilakukan adalah dengan sanitasi dan pemberian makanan yang bergizi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar