BUDIDAYA AYAM KAMPUNG
PENDAHULUAN
Ayam
kampung merupakan ayam tradisional yang sudah berada di Indonesia ini semenjak
ratusan tahun yang lalu,bukti sejarah memperlihatkan sudah ada sejak zaman
kerajaan Kutai dahulu. Keberadaanya sebagai makanan yang lezat,sumber uang dan
tabungan bagi pemiliknya semakin jelas dengan adanya sistem upeti untuk
pusat-pusat kerajaan zaman itu. Kondisi sosio budaya tempat ayam-ayam
tradisional ini hidup membuat ia dinamakan “ayam kampung”,Karena mereka memang
hidup di kampung-kampung yang merupakan dasar berpijak kaum pribumi kala
itu.Adapun perbedaanya, kalau dahulu dalam bentuk upeti dan kini dalam bentuk
aliran bisnis. Persamaanya adalah tetap dari daerah pedesaan ke wilayah kota.
Ayam
kampung atau ayam tradisional Indonesia ini memang berkembang bersamaan dengan
perkembangan budaya masyarakat pedesaan dan telah diterima sebagai bagian dari
kehidupan masyarakat desa.Oleh karena inilah ayam kampung mampu bertahan di
banyak pedesaaan sejak berabad-abad yang lalu.Suatu prinsip bisnis telah
diterapkan tanpa disadari, yaitu memelihara “Benda Ekonomi”sebagai basis
tabungan keluarga yang mempunyai rentang permintaan yang luas.
Pertenakan
ayam kamapung mempunyai dua yang saling menunjang yaitu, sisi teknis dan sisi
non teknis.Sisi teknis meliputi semua aktivitas membesarkan anak ayam
kampung membesarkan anak ayam kampung
hingga dewasa dengan segala perangkatnya seperti : Kandang, peralatan
peternakan, makanan dan menjaga kesehatan.Sementara sisi non teknis yaitu yang
melibatkan ilmu ekonomi dan manajement contohnya kegiatan menjual Yang
membutuhkan pengetahuan tentang pasar dengan segala perangkatnya.
Bila
suatu saat ayam kampung terserang N.D (
Newcastle Deseases) atau tetelo maka habislah semua ayam kampung yang
diternakkan sekalipun kiya sudah menerapkan manajement yang paling mutakhir
tapi tidak memahami bagaimana mencegah penyakit tetelo atau bagaimana melakukan
vaksinasi yang baik dan benar .
BIBIT
a. Pemeliharaan anak ayam,dapat dilakukan dengan 2 cara,yakni pemeliharaan anak ayam
dengan alat pemanas tanpa induk atau pemeliharaan ayam secara alami dengan
induknya. Masing-masing kedua cara ini memiliki keuntungan dan kelemahan tersendiri.Pemeliharaan
ayam beersama-sama dengan induk biasanya berasal dari penetasan secara
alami.Induk ayam setelah bertelur biasanya akan segera mengerami telur-telur
tersebut selama 21 hari, setelah telur-telurnya menetas induk ayam akan
mengasuh anak-anaknya selama 2-3 bulan. Pada waktu menetas ini peternak bisa
langsung memindahkan anak ayam dalam kandang tersendiri bersama dengan
induknya. Jumlah anak ayam yan dipelihara bersama dengan induknya paling banyak
adalah 12 ekor, sebab kapasitas ini sudah maksimal bagi induk untuk menghangati
anak-anaknya, bila terlalu banyak anak yang diasuh induk ayam tidak akan mampu
memberi khangatan pada seluruh anak-anaknya, maka anak ayam akan kedinginan dan
mengalami kematian. Sedangkan anak ayam yang dipelihara secara terpisah dari
induknya, maka jumlah yang bisa dipelihara dapat lebih banyak sesuai dengan
kapasitas kandang. Dalam hal ini peternak harus menyediakan sumber pemanas
seperti lampu pijar atau lampu minyak atau pipa yang dialiri air panas.
Penyediaan sumber pemanas ini harus merata sesuai dengan kebutuhan anak ayam maka
peternak harus mampu melihat gejala yang terjadi pada anak ayam setelah diberi
pemenas tersebut.
b. Pemeliharaan ayam dara/remaja,bila mulai berumur 3 bulan sampai dengan beberapa bulan
sebelum bertelur,untuk menjamin pertumbuhan badan yang baik ayam perlu
dipindahkan kekandang yng lebih besar. Pada masa-masa seperti ini ayam
mengalami pertumbuhan dan perkembangan badan yang pesat. Pemisahan ayam jantan
dan ayam betina dapat dilakukan pada umur 4-5 bulan.
c.
Pemliharaan ayam dewasa, ayam buras pertama kali bertelur
pada umur 7-8 bulan. Pada umur ini ayam harus segera dipindahkan kedalam
kandang dewasa,baik dalm bentuk individu maupun dalam bentuk kelompok dan
dipelihara secara lebih intensif. Ayam kampung setelah bertelur sebanyak 10-12
butir akan segera “mengeram” . Lama pengeraman telur tersebut adalah 21 hari,
dan sesudah itu ia akan memperlihatkan gejala mengeram untuk mengasuh dan
menghangati anak-anaknya. Cara yang mudah untuk dan sederhana untuk
mempersingkat masa mengeram adalah dengan memandikan ayam tersebut selama 5-10
menit dalam air yang brguna untuk menurunkan suhu tubuh, sehingga hormon LTH
yan memacu naluri mengeram bisa dikurangi aktivitas kerjanya.
KANDANG
Kandang yang terlalu sesak sering
menimbulkan berbagai kerugian, terutama mudahnya penularan penyakit antara ayam yang satu
dengan ayam yang lain karena kontak ayam yang sakit dengan yang sehat itu
begitu mudah, selain itu juga dapat menimbulkan terjadinya “kanibalisme”.
Kebutuhan luas kandang untuk setiap ekor ternak berbeda-beda untuk setiap
umurnya:
a.
umur
ayam 1 – 10 hari 50 ekor
b.
umur
ayam 10 - 20 hari 40 ekor
c.
umur
ayam 20 – 30hari 25 ekor
d.
umur
ayam 1 – 3 bulan 15 ekor
e.
umur
ayam 3 – 5 bulan 5 – 10 ekor
f. umur ayam 5 – 7 bulan 3 – 5 ekor
Pmbangunan kandang tidak terlalu rumit,
ada atap untuk melindungi ayam dari hujan dan panas dan sisinya ditutup dengan
kawat burung sudah cukup. Atap
kandang digunakan genting biasa dan jangan menggunakan atap seng dengan
kemiringan cukup tajam agar air hujan tidak tergenang di atap. Tiang kandang dapat terbuat dari bambu
atau balok kayu persegi yang bisa dilapisi bahan anti rayap agar bertahan lama.Lantai kandang boleh dengan adukan
semen boleh juga tidak atau dapat juga dengan menggunan litter.
PAKAN
a.
Pemberian
pakan untuk anak ayam harus dalam bentuk tepung, sebab alat-alat pencernaan
belum tumbuh secara sempurna, selain itu mmberikan alas koran sangat berguna
untuk menghindari tumpahnya pakan dan memberikan air minum secukupnya.
Ketahanan tubuh anak ayam terhadap penyakit masih rendah, maka pada masa
tersebut perlu sekali adanya pembrian vitamin dan obat anti stres yang bisa
dicampurkan pada minuman untuk menjaga kondisi tubuh dan menghindari pengaruh
buruk akibat perubahan lingkungan sekitarnya.
b.
Untuk
ayam dara dapat diberi pakan dalam bentuk butiran karena organ-organ pencernaan
sudah berkembang dengan baik seperti biji-bijian dan tetap juga memberikan
vitamin dn obat anti stres bisa melalui minuman.
c. Pakan ayam dewasa harus memiliki
kandungan protein yang cukup tinggi, karena hal tersebut dapat mnunjang
kesehatan dan produksi telur yang cukup.
PENYAKIT
Vaksinasi terhadap penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus harus
dilaksanakan secara luas pada hari-hari pertama dalam hidup ayam seperti pada
waktu ayam baru menetas agar ayam kebal dan memiliki antibodi terhdap penyakit.
Salah satu penyakit yang terkenal adalah N.D (newcastle disease) atau yang
dikenal dengan sebutan “tetelo” dengan ciri-ciri : lesu,sulit bernafas,
gangguan pencernaan, diare berwarna kehijau-hijauan, gangguan susunan syaraf
pusat yang bisa mengakibatkan kelumpuhan. Penularan dapat terjadi melalui
udara, kontak dengan ayam penderita virus yang mencemari ,makanan dan minuman
dan juga peralatan kandang. Untuk mengendalikannya adalah dengan vaksinasi
tetapi sampai sekarang vaksin untuk penyakit ini belum ada maka pengendaliannya
dapat dilakukan adalah dengan sanitasi dan pemberian makanan yang bergizi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar